Monday 17 March 2014

Kisah orang kaya dan orang miskin

Suatu ketika seseorang yang sangat kaya mengajak
anaknya mengunjungi sebuah kampung dengan tujuan utama
memperlihatkan kepada anaknya betapa orang-orang bisa
sangat miskin. Mereka menginap beberapa hari di sebuah
daerah pertanian yang sangat miskin.
Pada perjalanan pulang, sang Ayah bertanya kepada
anaknya.

‘ Bagaimana perjalanan kali ini?’
‘ Wah, sangat luar biasa Ayah’
‘ Kau lihatkan betapa manusia bisa sangat miskin’ kata
ayahnya.
‘ Oh iya’ kata anaknya
‘ Jadi, pelajaran apa yang dapat kamu ambil?’ tanya
ayahnya.
Kemudian si anak menjawab.
‘ saya saksikan bahwa kita hanya punya satu anjing,
mereka punya empat. Kita punya kolam renang yang
luasnya sampai ketengah taman kita dan mereka memiliki
telaga yang tidak ada batasnya.

Kita mengimpor lentera-lentera di taman kita dan mereka memiliki
bintang-bintang pada malam hari. Kita memiliki patio
sampai ke halaman depan, dan mereka memiliki cakrawala
secara utuh. Kita memiliki sebidang tanah untuk tempat
tinggal dan mereka memiliki ladang yang melampaui
pandangan kita.
Kita punya pelayan-pelayan untuk melayani kita, tapi
mereka melayani sesamanya.
Kita membeli untuk makanan kita, mereka menumbuhkannya
sendiri.
Kita mempunyai tembok untuk melindungi kekayaan kita
dan mereka memiliki sahabat-sahabat untuk saling
melindungi.’

Mendengar hal ini sang Ayah tak dapat berbicara.


Kemudian sang anak menambahkan ‘ Terimakasih Ayah,
telah menunjukan kepada saya betapa miskinnya kita.’

Betapa seringnya kita melupakan apa yang kita miliki
dan terus memikirkan apa yang tidak kita punya. Apa
yang dianggap tidak berharga oleh seseorang ternyata
merupakan dambaan bagi orang lain. Semua ini
berdasarkan kepada cara pandang seseorang. Membuat
kita bertanya apakah yang akan terjadi jika kita semua
bersyukur kepad Allah SWT sebagai rasa terima kasih
kita atas semua yang telah disediakan untuk kita
daripada kita terus menerus khuatir untuk meminta
lebih. 

No comments:

Post a Comment